Selasa, 02 Februari 2010

ass

Kecap
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kecap.jpg

Kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa cairan berwarna hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatan kecap umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam. Namun adapula kecap yang dibuat dari bahan dasar air kelapa yang umumnya berasa asin. Kecap manis biasanya kental dan terbuat dari kedelai, sementara kecap asin lebih cair dan terbuat dari kedelai dengan komposisi garam yang lebih banyak, atau bahkan ikan laut. Selain berbahan dasar kedelai atau kedelai hitam bahkan air kelapa, kecap juga dapat dibuat dari ampas padat dari pembuatan tahu.ecara umum, kecap dapat dibuat atau diproduksi dalam usaha skala kecil atau menengah bahkan rumah tangga. Namun demikian masing masing industri kecap memiliki "bumbu rahasia" atau resep khusus sehingga rasa kecap yang dihasilkannya memiliki nilai lebih ("lebih enak") dibandingkan dengan yang lain.

Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang Aspergillus sp. dan Rhizopus sp. menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian "tempe" ini dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan mikroba. Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti khamir Zygosaccharomyces dan bakteri susu Lactobacillus. Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%.

Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah kedelai, garam, dan laru tempe. Kedelai direndam dalam air selama 12 jam, digiling, dan direbus selama 60 menit, ditaburi laru tempe, dijemur 5 hari. Air perebus dicampur garam, dan biji tempe dimasukkan. Setelah fermentasi selesai, saluran di bagian dasar wadah dibuka, dan cairan yang keluar ditampung. Cairan ini disebut sebagai kecap nomor 1.
Jika kita renungi,banyak kejadian yg membuat hati kita merasa masygul dan gusar ketika yg kita harapkan tidak kunjung terwujud,yg kita tunggu-tunggu tidak kunjung tercapai atau tidak kunjung datang membuat kita merasa kesal. Namun,perasaan kita berubah sebaliknya merasa gembira,bahkan sangat gembira ketika terjadi suatu peristiwa seandainya apa yg kita cita-citakan dan kita idam-idamkan itu terwujud.
Manusia dengan keterbatasan akalnya senantiasa menyalahkan yg lainnya jika ada yg tidak sesuai dengan keinginan dirinya,bahkan terkadang sampai menyalahkan Allah SWT,na’udzubillahi min dzalik. Dalam sebuah buku tentang kisah-kisah di negri Mesir,diceritakan ada sepasang suami istri yg telah dikaruniai seorang anak yg berusia dua tahun. Namun karena kondisi yg pas-pasan membuat kehidupan rumah tangga terasa begitu berat,khususnya bagi sang istri. Terlebih lagi,ia sekarang mengandung lagi anak kedua dengan usia kandungan sudah empat bulan,ia begitu gusar kepada suaminya. Ditengah kondisi ekonomi yg morat-marit kok ingin memliki anak lagi. Ia pun “marah” kepada sang khalik,kenapa ia harus mengandung kembali? Padahal yg ia butuhkan adalah harta bukannya seorang anak. Begitu yg ada dalam benak pikirannya. Dengan tekad yg bulat ia memberanikan diri datang ke dokter kandungan ,ia ingin melakukan aborsi. Baru punya anak satu kehidupannya sudah begitu berat apalagi jika nanti anak keduanya lahir, kemudian ia mengutarakan maksud tersebut kepada dokter.


Singkat cerita,sang dokter memberi saran agar ibu tersebut setiap pagi dan sore hari naik turun tangga yg ada di dekat kampung tersebut. Wanita itu begitu senang ternyata untuk menggugurkan kandungan cukup dengan naik turun tangga yg ada dikampungnya. Mudah dan mudah sekali menurut pikirannya. Dengan penuh semangat ia lakukan apa yg disarankan oleh dokter. Setiap pagi dan sore ia bergegas menuju jalan tangga yg ada dekat kampungnya. Ia melakukannya ketika anaknya sedang tidur maupun ketika suaminya sudah pulang bekerja.Pada suatu hari,ketika anaknya sudah tertidur sehabis dimandikan,ia bergegas menuju tangga yg ada dikampungnya. Sebelum berangkat ia memasak air minum terlebih dahulu,selang beberapa lama anaknya terbangun oleh suara ketel yg berbunti akibat air yg mendidih,anak tersebut mendekati kompor,lalu dipegang ketel tersebut,namun karena ada uap air yg jatuh kelantai anak itu terpeleset dan air yg mendidih menyirami tubuhnya yg mungil sehingga ia meninggal dengan seketika.
Sang ibu yg sedang bersemangat menaiki tangga tiba-tiba terperanjat,ia ingat bahwa dirinya sedang mamasak air. Dengan tergesa-gesa ia menuju rumahnya,dan betapa terkejutnya dan kaget dirinya ketika melihat anak yg begitu ia cintai telah meninggal karena kelalaiannya. Ia pun menangis dan menjerit sejadi-jadinya,ketika suaminya datang ia tak kuasa menahan air mata yg jatuh bercucuran membasahi pipinya. Dunai terasa gelap ia kini ditinggal mati oleh permata hatinya. Setelah selesai proses pemakaman anaknya,ibu muda ini bergegas menuju rumah sang dokter,kali ini ingin meminta kepada dokter agar bisa menyelamatkan janin yg ada didalam kandungannya,dokter tersebut tersenyum,sebenarnya apa yg ia sarankan adalah untuk memperkuat janin yg ada didalam kandungan bukan untuk menggugurkanya.
Dokter tersebut memahami bahwa aborsi adalah perbuatan terkutuk. Sebelumnya ia tidak tahu,tapi atas izin Allah sang dokter telah memberi kesempatan kepada sang ibu untuk memiliki anak sebagai ganti dari anaknya yg telah meninggal.
Begitulah gambaran hidup kita,kita sering tidak menerima takdir dan berusaha untuk mencari kambing hitam atas segala hal negatif yg menimpa kita. Sebagai seorang muslim kita harus menyadari bahwa apa yg telah menjadi keputusan Allah, baik itu sesuai dengan keinginan maupun bertolak belakang dengan harapan kita adalah keputusan yg terbaik bagi kita menurut Allah. Dialah yg ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dia mengetahui yg terbaik bagi kita semua,sikap kita hanyalah bersyukur ketika sesui dengan harapan dan keinginan dan sabar jika sebaliknya. Dengan demikian kita bisa menikmati takdir kita. Semoga…

“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin,segala urusan adalah baik baginya. Tidak terjadi demikian itu kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan,ia bersyukur. Hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan jika ia tertimpa kesusahan,ia bersabar. Itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar